Dengan salat dan dzikir, jiwaku kuat dan pikiranku jernih.

Dalam hidup yang penuh tekanan dan kesibukan, sering kali hati terasa penat dan pikiran menjadi kusut. Kita butuh tempat untuk kembali — tempat yang memberi ketenangan, kejernihan, dan kekuatan baru. Tempat itu adalah salat dan dzikir.

Salat bukan sekadar kewajiban, tapi juga ruang pertemuan antara hamba dengan Tuhannya. Di sanalah kita mencurahkan lelah, mengadukan hati, dan mengisi kembali jiwa yang kosong. Dzikir pun demikian — dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang, pikiran menjadi terarah, dan hidup terasa ringan.

Allah memerintahkan kita untuk menjadikan salat dan kesabaran sebagai jalan meraih pertolongan-Nya:

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ

"Wasta‘īnū biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh. Wa innahā lakabīratun illā ‘alal-khāshi‘īn."
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan sesungguhnya (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
(QS. Al-Baqarah: 45)

Ayat ini mengajarkan bahwa salat bukan sekadar kewajiban, tetapi sumber kekuatan. Meski terasa berat bagi sebagian orang, salat adalah tempat bagi jiwa untuk bernafas dan kembali pulih.

🌿 Afirmasi Hari Ini:

“Dengan salat dan dzikir, jiwaku kuat dan pikiranku jernih. Allah mendengar doaku, dan aku merasa tenang dalam penjagaan-Nya.”

Jadikan afirmasi ini sebagai pengingat setiap pagi — bahwa kekuatan sejati tidak datang dari dunia, tapi dari hubungan yang kuat dengan Allah.